Senin, 29 Oktober 2012

Bookmark the permalink. SEKILAS INFO UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI (UNISI)

Masyarakat dan warga Indragiri Hilir boleh berbangga hati sebab di Indragiri Hilir bumi Sri Gemilang saat ini telah hadir sebuah lembaga pendidikan tinggi setingkat Universitas, Universitas Islam Indragiri namanya dan disingkat dengan UNISI. Hadirnya UNISI adalah bukti kepedulian pada pendidikan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di Indragiri Hilir yang telah ditunjukan oleh pemerintah daerah dan para pendiri serta pencetus Unisi. Kehadiran Lembaga Pendidikan tinggi memang sudah semestinya ada di Indragiri Hilir dalam rangka menyongsong perkembangan daerah Indragiri Hilir yang semakin hari semakin memerlukan insan-insan yang berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi , bernas serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menopang pembangunan Kabupaten Indragiri Hilir yang terasa masih tertinggal dari daerah-daerah lain di Indonesia, disamping Indragiri Hilir adalah daerah yang strategis dan mempunyai potensi untuk dikembangkan serta dekat dengan Negara tetangga Singapura dan Malaysia.
Universitas Islam Indragiri (UNISI) adalah universitas hasil penggabungan STIE Sri Gemilang Tembilahan dengan Politeknik Pertanian Tembilahan. Unisi didirikan oleh Yayasan Tasik Gemilang pada tahun 2008 di bawah koordinasi dan pengawasan pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, yang dimaksudkan sebagai realisasi program pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Setakat ini berdasarkan brosur penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2008/2009 pendirian Universitas Islam Indragiri (UNISI) hadir mempunyai tujuan antara lain :
1. Menyelenggarakan pendidikan berstandar akreditasi untuk semua program studi (Prodi)
2. Terbentuknya budaya meneliti civitas akademika dan publikasi ilmiah yang terakreditasi
3. Terselenggaranya pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil penelitian
4. Terampingkannya program-program studi yang tidak dapat mencapai standar penyelenggaraan pendidikan tinggi
5. Mengurangi beban biaya yang memberatkan penyelenggaraan dharma
6. Mengembangkan kerjasama dengan para pihak yang relevan
7. Mengembangkan pelayanan bagi stake holder
Sedangkan Visi dan Misi didirikannya Universitas Islam Indragiri (UNISI) adalah :
Visi : Mewujudkan sumber daya manusia yang berbasis ekonomi dalam mengembangkan potensi sumber daya alam Indragiri Hilir tahun 2010
Misi :
1. Mendorong, mengembangkan pembangunan daerah agar tetap menjadi kegiatan ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan di Kabupaten Indragiri Hilir.
2. Menciptakan sumber daya manusia yang handal, kreatif, inovatif, dan mampu mengantisipasi persaingan global berbasis IMTAQ dan menguasai IPTEK di Indragiri Hilir.
3. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir

FAKULTAS DAN PROGRAM PENDIDIKAN
Pada semester ganjil Tahun Akademik 2008/2009 Unisi membuka 4 (empat) Fakultas yang terdiri dari :
1. FAKULTAS EKONOMI yang terdiri dari 3 (tiga) program studi
a. Program studi Manajemen (S1)
b. Program studi Akuntansi (S1)
c. Program Studi Akuntasi (D3)
2. FAKULTAS HUKUM yang terdiri dari 1 (satu) program studi
a. Program studi Ilmu-Ilmu Hukum (S1)
3. FAKULTAS PERTANIAN, yang terdiri atas 7 (tujuh) program studi
a. Program studi Agribisnis (S1)
b. Program studi Ilmu & Teknologi Pangan (S1)
c. Program studi Manajemen dan Budidaya Perairan (S1)
d. Program studi Agroteknologi (S1)
e. Program studi Budidaya Tanaman Perkebunan (D3)
f. Program studi Budidaya Perikanan (D3)
g. Program studi Teknologi Hasil Pertanian (D3)
4. FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER yang terdiri dari 3 (tiga) program studi
a. Program studi Teknik Sipil (S1)
b. Program studi Teknik Industri (S1)
c. Program studi Sistem Informasi / Komputer (S1)
5. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN yang terdiri dari 2 (dua) program studi
a. Program studi Bahasa Inggris (S1)
b. Program studi Olahraga/Penjaskes (S1)
BEASISWA
Universitas Islam Indragiri (UNISI) menyediakan beasiswa bagi mahasiswa yang memenuhi syarat-syarat tertentu, beasiswa tersebut antara lain adalah :
1. Beasiswa yang bersumber dari dana abadi yang telah disediakan oleh pemda khusus untuk UNISI
2. Beasiswa Bantuan Mahasiswa (BBM) dari Kopertis X bagi mahasiswa yang kurang mampu
3. Beasiswa Tunjangan Potensi Akademik (TPA) dari Kopertis X bagi mahasiswa yang berprestasi.
FASILITAS KAMPUS DAN PERKULIAHAN
Untuk sementara pada semester I Tahun Akademik 2008/2009 kegiatan perkuliahan Fakultas Ekonomi dan Hukum di kampus I jalan R.Soebrantas Tembilahan, sedangkan perkuliahan Fakultas Pertanian dan Teknik & ilmu Komputer di Kampus II jalan Propinsi parit 1 Tembilahan. Pada semester II Tahun Akademik 2008/2009 akan digunakan eks gedung DPRD sebagai rektorat dan kegiatan perkuliahan Fakultas Hukum, Teknik & ilmu Komputer. Sedangkan Fasilitas pendukung Perkuliahan yang ada di UNISI saat ini terdiri dari , Workshop Pertanian, Laboratorium Dasar, Laboratorium Terapan, Kebun Percobaan, Kebun Produksi, Kolam Praktikum, Laboratorium Akuntansi, Internet, Sarana Olahraga, kantin, Koperasi. Selain itu UNISI dibawah pimpinan seorang Rektor anak jati Indragiri Hilir Prof. Dr. H. Sufian Hamim, SH. MH. M.Si, juga memiliki staf Pengajar / Dosen yang berlatar belakang pendidikan S1 sampai jenjang S2 baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Waktu perkuliahan dilaksanakan pada pagi, sore, dan malam hari, sehingga mahasiswa yang sudah bekerja masih ada kesempatan kuliah sesuai dengan jadwal yang diinginkan, mahasiswa yang ingin kelas reguler eksekutif mendaftarkan diri setelah dinyatakan diterima.
Selaku warga dan masyarakat Indragiri Hilir saya mengajak dan menghimbau mari kita dukung dan kembangkan UNISI sebagai asset dan investasi berharga sehingga menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas sehingga diakui dan mampu mencetak SDM Indragiri Hilir khususnya, Riau dan Indonesia umumnya yang berkualitas serta menguasai IPTEK yang berwawasan IMTAQ. Wallahu’alam.

bahasa anak lebay (alay)

Saya jelaskan dulu, sebenarnya kata “ALAY” berasal dari kata Anak-LAYangan, di sebut begitu karena maksud dari kata tersebut adalah kampungan. Mengapa kampungan? Karena memang bermain Layang-Layang pada jaman sekarang sudah memang tidak jamannya dan di anggap “Kampungan”. Kampungan sama halnya dengan berbagai tulisan-tulisan aneh yang beredar seperti sekarang. Dengan menuliskan kata dengan contoh= “AqU BieZ bliH HanDphond Barruw LogH”, jaman seperti sekarang saja, tulisan-tulisan seperti itu sudah di anggap “Gaul”, padahal jika kita pikir itu adalah sebuah hal yang kampungan karena tidak menghargai siapa yang membaca tulisan itu, apalagi sudah benar-benar merubah kata-kata yang sudah di tuliskan di “Kamus Besar Bahasa Indonesia”.
Ciri-ciri orang ALAY:

1. sok narsis dalam segala hal ( kalo foto biasanya mulutnya di gembungin/di monyongin, mukanya kadang di kerutin ) dll.
2. tongkrongannya di pinggir pinggir jalan (yang cewek godain cowok,yang cowok godain cewe yang lagi lewat, dan kalo ada hal yg menarik langsung di sorakin) intinya kampungan
3. kalo lagi ngumpul bawa handshet buat dengerin lagu lewat handphone(suka pamer ga jelas & sok asik gitu deh). Trus sok telpon-telponan dan SMS-SMS an.. kondisi terparah,, biasanya suka nunjukin SMS dari ce/co ke temenya,, biar dibilang kl ce/co nya perhatian ama dia..
4. sok EMO/PUNK/(yg laen) tapi ditanya sejarahnya emo ga tau.
5. sok pengen ‘gaul’ mau ngikutin tren yang sekarang tapi terlalu LEBAY (cth: nge-mix baju ga kira kira ; baju ijo,celana kotak kotak,sepatu merah,kacamata biru!)
6. dimana mana SELALU ada acara yg namanya ‘putu putu narziz’.entah itu di track sepeda,WC,mobil,kamar,stasiun ,angkot,dll. Bahkan foto2nya di edit sampe muka yang aslinya item, di blur(di putih2in) sampe kayak kuntilanak.
7. fotonya ga nahan smua! (dengan gaya di imut imutin,dideketin lampu biar ‘terang bgt’,foto deket bgt dari wajah *biar jeleknya ga keliatan*,foto dari atas *biar kelihatan keren kali ya*,dll..pokoknya yang bisa bikin ENEG semua orang)
8. SIBLING di Facebook bisa 50 orang lebih, padahal saudara aja bukan
9. buat cowok..tiap hari kerjaannya cari musuh(ribut) mulu sama temen temen cowoknya yg lain *biar dianggep keren gituw*
10. Nama di Facebook Panjaaaang banget, Contoh: Namakupanjangbanget Biarkeliatangaul Bangetdehhaha, atau biasanya namanya di kasih strip: -Namaku Alay Banget Ya-
Tulisan orang alay:
- iya : ia
- kamu: kamuh,kammo,kamoh,kamuwh,kamyu,qamu,etc
- aku : akyu,aq,akko,akkoh,aquwh,etc
- maaf: mu’uph,muphs,maav,etc
- sorry: cowyie,cory,tory(?),etc
- add : ett,etths,aad,edd,etc
- for : vo,fur(zz),pols,etc
- lagi : agi,agy
- makan: mums,mu’umhs,etc
- lucu : lutchuw,uchul,luthu,etc
- siapa: cppa,cp,ciuppu,siappva,etc
- apa : uppu,apva,aps,etc
- narsis: narciezt,narciest,etc
- tulisannya gede kecil dan pake angka (idihh)
&&& masih bnyak lagi!
12. suka ngirim bulbo ga jelas di YM, FS atau FB :”akko onlenndh dcnniih” ato “ayokk perang cummendh cmma saiia” etc (paling parah lagi kalo ngirim bulbo dengan judul “********” tapi isinya kosong!) ih kampret bner deh tu orang orang alay.
13. menganggap dirinya eksis di Facebook atau Mulktiply (kalo comments banyak itu berarti anak gaul jadi lomba banyak-banyakan comment) *please deh ga bgt! emang kenapa coba kalo commentnya banyak? dapet rekor muri ya? ga penting bgt deh..
14.
15. facebook dipenuhi glitter-glitter norak yang pastinya bisa ngerusak retina mata zz
16. nama facebook mengagung – agungkan diri sendiri,seperti : pRinceSs cuTez,sHa luccU,tIkka cAntieqq,etc. (pede bgt sih?)
17. kata /singkatan selalu diakhiri huruf z/s (cth : nama adalah talitra,dbuat jadi : talz. nama adalah niken,dibuat jadi qens..dsb!)
18. foto di facebook bisa nyampe 300 lebih padahal cuman foto DIRINYA SENDIRI
19. diam diam mengidolakan : kangen band,st12,radja,ato bahkan GARNET BAND
20. suka menghina orang lain yang ga sama kaya dia.
21. suka rusuh di stiap ada konser band, sampe2 bikin CLUB untuk membenci suatu band yang dia lihat, contoh : APWG = ANTI PEE WEE GASKINS
22. buat cewek tiap hari kerjaannya ngomongin ttg cowooooooooo mulu! (cth: eh tau ga si A tadi gini loh sama gue hahaha lucu bgt ya? *ga lucu!)(yah pokoknya sok pamer gitu deh*berasa cantik)
23. Sok2an bisa bahasa inggris, dari wall, profil, semuanya bahasa inggris.
jd kamyu alay bukan, kalo aqyu iyhah …
Terms
emo = emosi
Putu putu narziz = photo photo narsis..
lebay = suka melebih lebihkan
ALAY = sebutan / bhs gaul ABC yg termasuk di 22++ katagori tsb
ABC = Anak Bau Chiki (komunitas ini biasa nya peralihan menuju ABG)

Tentukan Kebahagiaanmu

kali ini ailinkboiys.blogspot.com ada sedikit artikel untuk menrntukan kebahagiaan, .....
Apa tujuan anda hadir dalam dunia ini? apakah anda merasa bahwa hidup hanyalah kebetulan? Sudah teramat banyak manusia yang pernah hidup dinuia ini. generasi ke generasi telah berganti.
 Apa sebenarnya tujuan kehadiran seseorang di dunia ini? apakah hanya untuk menjalani hari-demi hari hidupnya dengan datar-datar saja. melewati fase demi fase dalam kehidupan yang kuran glebih seragam antara manusia satu engan yang lain. Lahir, kecil, sekolah, remaja, mengenal lawan jenis, menikah, punya anak, lalu mati.

Sesederhana itukah hidup ini? lalu apa bedanya kehidupan kita dengan jamur-jamur yang mekar satu malam. Jamur – jamur itu juga menjalani fase hiupnya dengan baik. Hanya beda skala waktu saja. Sekarang ini ada begitu banyak manusia yang tak sempat untuk berpikir tentang hakikat tujuan hidup mereka yang sejati. Mereka telah disibukkan oleh hal – hal yang bersifat material. Mengejar uang, gengsi, dan status sosial. Ada banyak sekali orang yang ketika ditanya tentang misteri kehidupan, mereka tak sanggup menjawabnya dengan jelas.
Mereka menjalani hidup mereka apa adanya. Tanpa mau pusing-pusing memikirkan hakikat keberaadan kita di dunia ini. yang mereka kejar semata-mata bagaimana untuk bertahan hidup, meningkatkan taraf hidup, statu sosial, juga bagaimana menumpuk materi sebanyak-banyaknya untuk masa depan. Semata-mata kesejahteraan adalah ekonomi.
Banyak sekali orang yang memandang hidup tak lebih dari hanya sekedar sebuah perjalanan menyelesaikan fase-fase yang serupa. begitu-begitu saja sejak jaman kakek neneknya dahulu. Mereka pun mewarisi hal itu kepada keturunan mereka. Coba perhatikan bagaimana para orang tua sekarang telah sedemikian rupa mensetting kehidupan anaknya. Mereka telah mengatur serapi mungkin seolah-olah tugas hidp anak-anak mereka adalah menjalani satu garis lurus saja, dimana diujung garis itulah tempat beradanya satu hal yang disebut dengan kesuksesan. Para orang tua itu lupa mengajarkan tentang hakikat kehidupan yang sebenarnya. Mereka lupa engajarkan itu kepada anak-anak mereka, sebagaimana orang tu mereka dulu juga lupa mengajarkan kepada mereka. Maka akanlahirlah generas-generasi yang tak ubahnya bagai robot yang telah diprogram. Mereka mencari kebahagiaan dan menemukannya di film-film komedi, panggung-panggung music, membentuk geng-geng kumpul kebo, dunia gemrelap, dan sebagainya. Mereka berusaha menutupi kekeringan jiwa mereka dengan cara mencari cara agar bisa tertawa sebanyak-banyaknya.
Kesuksesan bagi kebanyakan orang adalah ketika berhasil membuat semua orang berdecak kagum. Dan seperti itulah yang menjadi defiisi umum tetang suatu kesuksesan di mata masyarakat. suatu makna sukses yang disepakati secara bersama-sama sehingga semua orang menjalani hidupnya didorong oleh keinginan untuk mencapai kesuksesan semacam ini. buntutnya, banyak orang yang membuat ilihan-pilihan hidup tidak berdasarkan ilmu, melainkan karena begitulah yang menurut masyarakat umum pilihan yang tepat. sekarang anda jawablah dengan jujur, seberapa banyakkah pilihan hidup yang benar-benar anda pilih berdasarkan kesadaran dan kehenddak anda sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain atau pun lingkung anda? Ada akan terkejut bahwa sedikit sekali pilihan hidup yang anda pilih benar-benar bradasarkan kesadaran anda bahwa yang anda pilih adalah tepat. Coba pikirkan kembali alasan-alasan anda ketika akanmembuat sebuah pilihan. Benarkah anda tidak pernah terlalu mempertimbangkan pendapat orang lain akan pilihan yang akan anda buat itu?
Kebanyakan hidup kita telah disetir sedemikian rupa oleh lingkungan kita. Bahkan standar kebahagiaan telah ditetapkan sedemikian rupa sehingga orang-orang berbondong-bondng mengejarnya. Arti Kebahagiaan di masyarakat sekarang ini adalah ketika memiliki penampilan yang sempurna, pekerjaan yang bregengsi, status sosial yang tinggi, memiliki tubuh yang indah seperti yang diajarkan iklan kecntikan di televisi. Betapa kotak sialan bernama televisi telah dengan sangat lancang memasuki rumah-rumah setiap orang untuk mengajarkan tentang standar kebahagiaan global. Lihatlah betapa setiap hari orang-orang dilecehkan oleh telvisi yang selalu menampilkan orang-orang sempurna penampilannya, seoalh-olah hendak mengatakan “Jika kamu idak seperti ini maka tidak ada tempat untukmu di dunnia ini!”. Betapa pahlawan-pahlawan, orang-orang berhati malaikat, jagoan-jagoan yang ditampilkan di televisi semua memiliki penampilan sempurna. lalu tidak adakah pahlawan yang memiliki penampilan fisik yang biasa-biasa saja atau bahkan kurang?
Apa yang diperoleh oleh orang-orang dengan mengejar semua kesenangan dunia bukanlah kebahagiaan yang sejati. Semua uang, kedudukan, status sosial dan sebagainya hanya bisa membuat seseorang menjadi bergairah untuk beberapa saat. Pada akhirnya tetap harus mereka akui bawa jiwa mereka tetap kering. Kebahagaiaan yang sesungguhnya adalah ketika anda dengan sadar memutuskan untuk merasa bahagaia, walau apa pun keadaan anda saat itu. Anad berhak membuat definisi sukses anda sendiri. Jangan biarkan hidup anda disetir oleh keadaan. Anda berhak atas hidup anda. Dan anda berhak membuat keputusan kapan anda akan bahagia, tanpa harus peduli dengan standar masyarakat. biarkan orang lain hanya bisa bahagia ketika mencapai posisi sosial ekonomi tertentu. Sedangkan, anda bisa bahagia sekarang juga, tak perlu menunggu lebih lama lagi sampai anda sukses nanti.
semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semua....

Kata-Kata Cinta Galau 2012 Terbaru

 kali ini ailinkboiys.blogspot.com ada sedikit artikel, Buat anda yang mencari kata kata cinta galau, mungkin akan sedikit terbantu dengan beberapa kumpulan kata kata cinta galau dibawah ini.

Fungsi utama Facebook yang awalnya sebagai tempat untuk berinteraksi dengan sesama teman, ternyata baru-baru ini banyak yang menjadikannya sebagai wadah bagi sebagian orang untuk mencurahkan kata kata cinta, mulai dari yang bahagia berbunga-bunga hingga acap kali menyunting status fb galau karena cinta. Kata kata cinta galau itu mungkin saja menjadi sebuah ungkapan untuk meneriakkan isi hati mereka yang penuh dengan kekosongan dan penderitaan, terluka karena cinta yang tak menemukan kebahagiaan dari seseorang yang mereka harapkan, bahkan tak memiliki kesempatan untuk merasakan hangatnya cinta dari hati sang pujaan hati.

Inilah beberapa rekaman Kata Kata Cinta Galau terbaru selama tahun 2012 dari salah satu teman fb yang tiada hari tanpa status fb galau-nya.


Selalu aku yang kau salahkan...!!!!! Padahal aku sudah memperbaiki diri sesuai yang kau inginkan, berusaha memberikan yang terbaik untukmu, kasih sayang telah kucurahkan semuanya kepadamu.. tetapi apapun yang kulakukan, tak pernah benar dimatamu... Kau anggap aku macam sampah...

Kau hancurkan aku dengan kepalsuan, kau luluh lantahkan hati ini sesukamu... dimanakah letak perasaanmu sehingga pertikaian diantara kita kerap terjadi, lantaran kau memilih dia sebagai penggantiku......!!!!!!!!!!

Sendiri aku dalam gelap didalam ruangan gelap gulita dihati yang luka.

Kebahagiaanku adalah melihat kamu orang yang ku cintai bahagia walau dengan orang lain, meski pun aku tak bisa menahan air mata ini 

Janji yang pernah aku ucapkan untuk menjagamu, tak kan pernah aku ingkari... meskipun aku hanya bisa menjagamu dari jauh...

Aku sangat mencintaimu... Aku harus melakukan ini, karena aku ngga ingin melihat kebahagiaanmu terhalang oleh ku, semoga kamu bahagia bersamnya...

Fikiranku lagi kacau, aku ngga enak badan, hatiku sakit... lengkap sudah penderitaanku...

Yang dicintai pergi, yang didambakan hilang...

Ibarat duri menikam hati

Aku memang patut kamu benci untuk selamanya... tapi aku mau tau dimana salahku ma kamu...

Sahabatku...... ku titip dia, jangan pernah kau sakiti dia, hianati dia, dan jangan pernah kau lukai perasaannya... buatlah dia bahagia, cintai dia sepenuh hatimu, aku hanya ingin melihat dia bahagia, meski dia bukan untukku.... Terimakasih temanku...

Andaikan saja kau mengerti, tentang perasaanku saat ini, hati ini selalu menahan perih, dari serpihan hatimu yang selalu mengacuhkan aku tanpa satu alasan pun...

Aku kangen banget ma kamu... walaupun kamu udah jadi milik orang lain...

Ibarat memeluk bulan... Tak akan pernah bisa dan tak mungkin bisa aku memilikimu..

Aku minta kepada, jangan keluar malam ini, karna aku tak akan pernah menemuimu........!!!!!

Impianku bersamamu, tapi mengapa harus kamu hancurkan....???

Pelukan sayanang darimu tak akan pernah kurasakan karena kau telah memilih yang lain...

Lindungi dia Tuhan, ketika penjagaanku tak bisa lagi sampai kepadanya.....

Kuatkan aku tuhan, aku hanya ingin melihatnya berBAHAGIA meski tanpa aku yang sangat menyayanginya...

Kamu ngga pernah tau... Aku kesepian, aku hancur...  kamu ngga pernah ada ketika aku butuh kamu!!! Kamu selalu bilang kalau aku nggak pernah mengerti kamu... tapi sebenarnya kamulah orang yangg paling nggak ngerti aku..!!!!!!!!!!!!

Perjanjian apa yang pernah kalian ucapkan berdua, hingga aku orang yg nggak pernah tau perjanjian kalian menjdi korban.......!!!!

Jika dengan menyakitiku bisa membuatmu bahagia maka lakukanlah......!!!!

Mencoba bersabar, walau hti ini terluka... tapi kenapa aky selalu dibanding-badingkan??? Biarlah aku pergi menyusuri jalan berliku, walau sakit kurasakan tanpa cinta lagi...

Tetes air mata jatuh demi seseorng yang tidak pernah menjadi kepunyaanmu.. Kenapa kamu mencintai seseorang yg cintanya tak pernah untukmu??? Aku orang yang sangat mencintaimu, bahkan tak pernah kau pedulikan...

Disaat kamu pergi dengan yg lain.... aku akan menjauh dan jangan pernah berfkir aku akan membencimu.... Karna sesungguhnya aku tau kebahagiaanmu bukan padaku... dan biarlah rasa ini tetap untukku...... Dan bila suatu saat kamu diasingkan atau dijauhi, carilah aku, karna cintaku padamu tak akan pernah hilang dan aku akan slalu ada bagimu...

Itulah beberapa kata kata galau 2012 terbaru yang dikutip dari status-status fb galau terbaru selama tahun 2012. Tunggu Kata-kata cinta galau terbaru kami berikutnya..

PARTAI POLITIK MANA YANG MELOROT di PEMILU 2014 ][ Inilah 16 yang Lolos Verifikasi

JAKARTA – Pemilu 2014 masih dua tahun lagi tapi persiapan untuk pesta demokrasi itu terus digodok. Hari ini 16 partai politik yang dinyatakan lolos verifikasi administrasi akan menjalani verifikasi faktual. Partai apakah yang bakalan melorot dan meningkat?

Menurut anggota komisioner Komisi Pemilihan Umum Hadar Navis Gumay, seperti dikutip Antara, Minggu (28/10) proses verifikasi faktual diperkirakan akan lebih berat dibanding verifikasi administrasi.

Kesulitan bisa jadi muncul karena temuan sejumlah perbedaan dari data yang ada.

Berikut 16 parpol yang dinyatakan lolos verifikasi administrasi oleh KPU, Minggu:

1. Partai Nasional Demokrat (Nasdem)

2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

3. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

4. Partai Bulan Bintang (PBB)

5. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)

6. Partai Amanat Nasional (PAN)

7. Partai Golongan Karya (Golkar)

8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

9. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)

10. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)

11. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)

12. Partai Demokrat

13. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

14. Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB)

15. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN)

16. Partai Persatuan Nasional (PPN)
Sementara itu, 18 parpol yang dinyatakan tidak memenuhi syarat administrasi adalah:

1. Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK)

2. Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia (PKDI)

3. Partai Kongres

4. Partai Serikat Rakyat Independen (Sri)

5. Partai Karya Republik (Pakar)

6. Partai Nasional Republik (Nasrep)

7. Partai Buruh

8. Partai Damai sejahtera (PDS)

9. Partai Republika Nusantara

10. Partai Nasional Indonesia (PNI) Marhaenisme

11. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB)

12. Partai Pengusaha dan pekerja Indonesia (PPPI)

13. Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI)

14. Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)

15. Partai Republik

16. Partai Kedaulatan

17. Partai Bhinneka Indonesia (PBI)

18. Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia (PNBKI)

Sebelumnya, pada 7 September KPU menerima 46 parpol calon peserta pemilu. Namun hanya 34 parpol yang mampu memenuhi syarat dengan mengumpulkan 17 dokumen wajib pada saat pendaftaran.

Ke-34 parpol tersebut kemudian diberi tenggat hingga 29 September, guna mengumpulkan berkas kelengkapan dokumen wajib tersebut, sesuai pasal 8 UU Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD.

Hingga perpanjangan waktu penyerahan kelengkapan dokumen, pada 15 Oktober, ada satu parpol yang tidak mengumpulkan kelengkapan berkas itu.

Proses verifikasi administrasi atau verifikasi tahap pertama di KPU berjalan cukup rumit. Hingga pengumuman kelolosan parpol, Minggu, KPU tercatat memberikan dua kali keringanan waktu bagi parpol untuk memenuhi berkas kelengkapan persyaratan tersebut. (JIBI/Kabar24.com/LN)

Asal Usul Gelar Andi Pada suku Bugis

hay sob ini ada sedikit artikel yang saya posting tetang sejarah Asal Usul Gelar Andi Pada Bangsawan Bugis.......
mungkin temen-temen masih ada yang kurang tau tetang gelar andi pada orang bugis,, nah ,umgkim temen-temen pada mau tau semua, baca aja / di copy di blog ailinkboiys.blogspot.com mungkin bisa bermanfaat .......

=====================================
Asal-usul gelar andi yang disematkan di depan nama bangsawan bugis memang menjadi pertanyaan banyak orang. Bermacam-macam pendapat dari para sejarawan ataupun cerita orang-orang tua dulu tentang awal mula munculnya gelar andi di dalam masyarakat bugis, namun belum ada yang dapat menunjukkan bukti atau sumber yang benar-benar dapat dijadikan rujukan mutlak.Dari beberapa sumber yang kami dapatkan, maka dapat diuraikan secara singkat tentang penggunaan nama Andi sebagai gelar yang digunakan para bangsawan Bugis.
Sebutan “Andi” adalah sebutan alur kebangsawanan yang diwariskan hasil genetis (keturunan) Lapatau, pasca Bugis merdeka dari orang Gowa.” Andi” ini dimulai ketika 24 Januari 1713 dipakai sebagai extention untuk semua keturunan hasil perkawinan Lapatau dengan putri Raja Bone sejati, Lapatau dengan putri Raja Luwu (yang bersekutu dengan kerajaan Gowa), Lapatau dengan putri raja Wajo (yang bersekutu dengan kerajaan Gowa), Lapatau dengan putri Sultan Hasanuddin (Sombayya Gowa), Anak dan cucu Lapatau dengan putri Raja Suppa dan Tiroang. Anak dan cucu Lapatau dengan putri raja sejumlah kerajaan kecil yang berdaulat di Celebes.
Perkawinan tersebut sebagai upaya VOC untuk membangun dan mengendalikan sosiologi baru di Celebes. Dan dengan alasan ini pula maka semua bangsawan laki-laki yang potensial pasca perjanjian bungaya, yang extrim dikejar sampai ke pelosok nusantara dan yang softly diminta tinggalkan bumi sawerigading (Celebes).
Siapa yang pungkiri kalau (Alm) Jendral Muhammad Yusuf adalah bangsawan Bugis, tetapi beliau enggan memakai produk exlusivisme buatan VOC. Beliau sejatinya orang Bugis genetis sang Sawerigading. Siapa pula yang pungkiri bahwa Yusuf Kalla adalah bangsawan Bugis tetapi beliau tidak memakai gelar “Andi” karena bukan keturunan langsung Lapatau.
Dalam versi lain, walaupun kebenaraannya masih dipertanyakaan selain karena belum ditemukan catatan secara tertulis dalam “Lontara” tetapi ada baiknya juga dipaparkan sebagai salah satu referensi penggunaan nama “Andi” tersebut. Di era pemerintahan La Pawawoi Karaeng Sigeri hubungan Bone dan VOC penuh dengan ketegangan dan berakhir dengan istilah “Rompana Bone“. Dalam menghadapi Belanda dibentuklah pasukan khas yaitu pasukan “Anre Guru Ana’ Karung” yang di pimpin sendiri Petta Ponggawae. Dalam pasukan tersebut tidak di batasi hanya kepada anak-anak Arung (bangsawan) saja tetapi juga kepada anak-anak muda tanggung yang orangtuanya mempunyai kedudukan di daerah masing-masing seperti anak pabbicara’e, salewatang dan lain-lain, bahkan ada dari masyarakat to meredaka. Mereka mempunyai ilmu sebagai “Bakka Lolo dan Manu Ketti-ketti“. Anggota pasukan tersebut disapa dengan gelaran “Andi” sebagai keluarga muda angkat Raja Bone yang rela mati demipatettong’ngi alebbirenna Puanna (menegakkan kehormatan rajanya).
Menurut cerita orang-orang tua Bone, Petta Imam Poke saat menerima tamu yang mamakai gelaran “Andi” atau “Petta” dari daerah khusus Bone maka yang pertama ditanyakan “Nigatu Wija idi’ Baco/Baso? (anda keturunan siapa Baso/Baco?). Baso/Baco adalah sapaan untuk anak laki-laki. Jika mereka menjawab “Iyye, iyya atanna Petta Pole (saya adalah hambanya Petta Pole)”, maka Petta Imam Poke mengatakan “Koki tudang ana baco/baso” (duduklah disamping saya) sambil menunjukkan dekat tempat duduknya, maka nyatalah bahwa “Andi” mereka pakai memang keturunan bangsawan pattola, cera dan rajeng, tetapi kalau jawaban Petta mengatakan “oohh, enreki mai ana baco” sambil menunjukkan tempat duduk di ruang tamu maka nyatalah “Andi” mereka pakai karena geleran bagi anak ponggawa kampong(panglima) atau ana to maredeka yang pernah ikut dalam pasukan khas tersebut.
Dalam versi yang hampir sama, gelar “Andi” pertama kali digunakan oleh Raja Bone ke-30 dan ke-32 La Mappanyukki, beliau adalah Putra Raja Gowa dan Putri Raja Bone. Gelar itu disematkan didepan nama beliau pada Tahun 1930 atas Pengaruh Belanda. Gelar Andi tersebut bertujuan untuk menandai Bangsawan-bangsawan yang berada dipihak Belanda, dan ketika melihat berbagai keuntungan dan kemudahan yang diperoleh bagi Bangsawan yang memakai gelar “Andi” didepan namanya, akhirnya setahun kemudian secara serentak seluruh Raja-Raja yang berada di Sulawesi Selatan menggunakan Gelar tersebut didepan namanya masing-masing.Kelihatannya kita harus membuka lontara antara era pemerintahan La Tenri Tatta Petta To Ri Sompa’e sampai La Mappanyukki khususnya versi Bone karena era itulah terjadi jalinan kerja sama maupun perseteruan antara Raja-Raja di celebes dengan VOC, selain itu orang yang bersangkutan menyaksikan awal penggunaan secara meluas bagi Ana’ Arung juga semakin sukar dicari alias sudah banyak yang berpulang ke Rahmatullah, salah satu pakar yang begitu arif tentang masalah ini adalah Almahrum Tau Ri Passalama’e Anre Gurutta H.A.Poke Ibni Mappabengga (Mantan imam besar mesjid Raya Bone)…
Gelar Andi, menurut Susan Millar dalam bukunya ‘Bugis Weddings’ (telah diterbitkan oleh Ininnawa berjudul (Perkawinan Bugis) disinggung bagaimana proses lahirnya gelar Andi itu. Memang, seperti yang disinggung di atas, saat itu Pemerintah Belanda di tahun 1910-1920an ingin memperbaiki hubungan dengan para bangsawan Bugis dengan membebaskan keturunan bangsawan dari kerja paksa. Saat itu muncul masalah bagaimana menentukan seorang berdarah bangsawan atau tidak. Akibatnya, berbondong-bondonglah warga mendatangi raja dan menegosiasikan diri mereka untuk diakui sebagai bangsawan, karena rumitnya proses itu maka dibuatlah sebuah gelar baru untuk menentukan kebangsawanan seseorang dengan derajat yang lebih rendah. di pakailah kata Andi untuk menunjukkan kebangsawanan seseorang dalam bentuk sertifikat (mungkin sejenis sertifikat yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah lulus dalam kursus montir mobil atau sejenisnya).
Penggunaan Andi saat itu juga beragam di setiap kerajaan. Soppeng misalnya hanya menetapkan bahwa gelar Andi adalah bangsawan pada derajat keturunan ketiga, sementara Wajo dan Bone hingga keturunan ketujuh.
Dari sumber berikutnya dapat kami uraikan sebagai berikut. Gelar Kebangsawanan “Datu” adalah gelar yang sudah ada sejak adanya kerajaan Bugis, di Luwu misalnya, semua raja bergelar Datu, dan Datu yang berprestasi bergelar Pajung, jadi tidak semua yang bergelar Datu disebung Pajung. Sama halnya di Bone, semua raja bergelar Arung, tapi tidak semua Arung bergelar Mangkau, hanya arung yang berprestasi bergelar Mangkau. Begitu juga di Makassar atau Gowa, semua bangsawan atau raja-raja bergelar Karaeng, hanya yang menjadi raja di Gowa yang bergelar Sombaiya.
Gelar kebangsawanan lainnya, mengikut kepada pemerintahan atau panggaderen di bawahnya, seperti Sulewatang, Arung, Petta, dan lain-lain. Jadi gelar itu mengikut terhadap jabatan yang didudukinya. Sementara untuk keturunannya yang membuktikan sebagai keturunan bangsawan, di Makassar dipanggil Karaeng. sedang di Bugis dipanggil Puang, dan di Luwu dipanggil Opu.Adapun gelar Andi, pertama-tama yang menggunakannya adalah Andi Mattalatta untuk membedakan antara pelajar dari turunan bangsawan dan rakyat biasa. Dan gelar Andi inilah yang diikuti oleh turunan bangsawan Luwu, dan Makassar. Jadi di zaman Andi Mattalattalah gelar ini muncul.
Gelar “Andi” baru ada setelah era Pemerintah Kolonial Belanda (PKB). Setelah 1905, Sulawesi Selatan benar-benar ditaklukkan Belanda dan terjadi kekosongan kepemimpinan lokal. Tahun 1920-1930an PKB mencanangkan membentuk Zelf Beestuur (Pemerintah Pribumi/Swapraja) yang dibawahi oleh Controleur (Pejabat Belanda) untuk Onder Afdeling. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, jika memang Andi diidentikan dengan Belanda, mengapa pejuang kemerdekaan (Datu Luwu Andi Jemma, Arumpone, Andi Mappanyukki, Ranreng Tuwa Wajo Andi Ninnong) tetap memakai gelar Andi didepan namanya sementara mereka justru menolak dijajah? tapi juga harus diakui bahwa ada juga yang berinisial Andi yang tunduk patuh pada PKB. Nah ini yang kita harus bijak menilai antara gelar dan pilihan personal terhadap kemerdekaan/penjajahan.
Secara umum Bangsawan Bugis berasal dari pemimpin-pemimpin anang/kampung/wanua sebelum datangnya To Manurung/To Tompo. Pimpinan-pimpinan kampung ini yang selanjutnya disebut kalula/arung dengan nama alias/gelar berbeda-beda yang disesuaikan dengan nama kampung/kondisi/perilaku bersangkutan yang dia peroleh melalui pengangkatan/pelantikan oleh sekelompok anang/masyarakat maupun secara kekerasan (peperangan bersenjata) yang selanjutnya diwariskan secara turun-temurun kepada ahli warisnya, kecuali jika dikemudian hari ternyata dia ditaklukkan dan diganti oleh penguasa yang lebih tinggi/kuat.
Sedangkan To Manurung dan To Tompo yang, ‘asal usul’ dan ‘namanya’ kadang-kadang tidak diketahui dan segala kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang dimilikinya, oleh sekelompok pimpinan kalula/arung/matoa sepakat untuk mengangkatnya menjadi ketua kelompok dikalangan kalula/arung yang selanjutnya menjadi penguasa/raja yang berarti pula pondasi dasar sebuah kerajaan/negara telah terbentuk –dimana tanah/wilayah, pemimpin/penguasa dan pengakuan dari segenap rakyat sudah terpenuhi.
Penguasa/Raja biasanya kawin dengan sesama To Manurung/To Tompo [jika dia 'ada'/muncul tanpa didampingi pasangannya] dan pada tahap awal cenderung mengawinkan anak-anaknya dengan bangsawan lokal yang sudah ada sebelumnya. Ketika kerajaan-kerajaan kecil tadi dalam perkembangannya menjadi kerajaan besar, barulah perkawainan anak antar-kerajaan mulai diterapkan oleh Arung Palakka
FATIMAH BANRI (WE BANRI GAU)
(1871 – 1895)
We Fatimah Banri atau We Banri Gau Arung Timurung menggantikan ayahnya Singkeru’ Rukka Arung Palakka menjadi Mangkau’ di Bone. Dalam khutbah Jumat namanya disebut sebagai Sultanah Fatimah dan digelarlah We Fatimah Banri Datu Citta. Pada tahun 1879 M. kawin dengan sepupu satu kalinya yang bernama La Magguliga Andi Bangkung Karaeng Popo, anak dari We Pada Daeng Malele Arung Berru dengan suaminya I Malingkaang KaraengE ri Gowa.
Yang menjadi tanda tanya adalah :

  1. Apakah sebelum La Magguliga Andi Bangkung Karaeng Popo masih ada juga yang menggunakan nama/gelar itu sebelumnya?
  2. Mengapa kata ‘Andi’ yg digunakan/disepakati sebagai penandaan gelar bagi kaum bangsawan Sulawesi Selatan pada saat itu sampai dengan sekarang? Kenapa bukan Karaeng atau Raden atau Uwak atau dan lain-lain?
Urgensi tata cara pandangan dalam asal-usul Andi itu sebenarnya karena tata cara pandang tergantung nara sumber data yang dimilki.
Perbedaan dapat kita lihat sebagai berikut yaitu :
Apabila yg memakai data dari sytem pemerintahan yang pada proses pendudukan Belanda mungkin ada benarnya bahwa Andi adalah pemberian Belanda, tapi ini akan menimbulkan pertanyaan yaitu : Apakah pemberian nama Andi dimana posisi bangsawan saat itu gampang dan mudah melihat yang mana pro dan anti terhadap Belanda karena baik pro dan anti Belanda semuanya menyandang gelar itu?, lalu apakah contoh yang paling mudah ketika Andi Mappanyukki sebagai tokoh yg mempopulerkan nama Andi merupakan orang anti Belanda?
Dari pertanyaan diatas dapat disimpulkan sementara bahwa kata asal-usul nama Andi adalah pemberian Belanda telah gugur.
Apabila data yang mengacu karena istilah penghormatan dari masyarakat luar Bugis atau akhirnya digunakan oleh Belanda terhadap bangsawan Bugis dianggap karena sama sederajat juga ada benarnya dimana yang dulunya istilah Adik adalah Andri menjadi Andi itu sangat relevan karena contoh sangat konkrit adalah sosok Andi Mappanyukki pada sejarah Kronik Van Paser yang namanya disebut hanya La Mappanyukki saja, namun karena banyaknya tetua Bangsawan Wajo hidup di Paser saat itu hingga mengatakan Andri sehingga masyarakat suku-suku Paser, Kutai dayak hingga Banjar sulit menyebutkan dan menyebabkan penyebutan menjadi Andi saja, hal yang sama ketika salah satu Ibukota Kerajan Kutai diberikan nama oleh masyarakat Bugis yang bernama Tangga Arung namun sulit penyebutannya oleh masyarakat setempat menjadi Tenggarong.
Ini juga menjadi data akurat bahwa nama Andi adalah aktualisasi perubahan dari Andri yang tidak bisa diucapkan dan akhrinya masuk ke wilayah orang Belanda dimana orang-orang bule baik Belanda, Portugis hingga Inggris sulit menyebut huruf “R”.
Data yg paling cukup kuat adalah bila suatu kampung (Wanua, Limpo) yang hampir seluruhnya didiami oleh keturunan bangsawan dimana semuanya sejajar ketika dikampung mereka hanya disebut La Nu dan hanya namanya La Nu tapi pada saat dia keluar secara otomatis masyarakat luar melekatkan nama Andi didepannya.menajdi Andi Nu (sebenarnya banyak tokoh di abad ke 18 telah diberi nama Andi sebelum Andi Mappanyukki).
Dari beberapa uraian yang dipaparkan di atas mungkin sulit untuk mengambil kesimpulan asal-usul gelar “Andi” bagi bangsawan bugis, namun yang terpenting adalah dengan membaca beberapa referensi setidaknya kita dapat menambah wawasan kita tentang sejarah Bugis.

=========================================================================

Dari beberapa uraian yang dipaparkan di atas mungkin sulit untuk mengambil kesimpulan asal-usul gelar “Andi” bagi bangsawan bugis, namun yang terpenting adalah dengan membaca beberapa referensi setidaknya kita dapat menambah wawasan kita tentang sejarah Bugis.

LINTASAN SEJARAH IKAMI SUL SEL DARI MASA KE MASA

hay sob ini ada sedikit artikel yang saya posting tetang sejarah ikami sulsel dari masa kemasa.......
mungkin temen-temen masih ada yang kurang tau tetang terbentuknya organisasi IKAMI SUL-SEL,,, nah biar temen-temen pada tau semua, baca aja / di copy di blog ailinkboiys.blogspot.com mungkin bisa bermanfaat ........

===========================================
Sebelum terbentuknya IKAMI SUL SEL, para Mahasiswa dan Pelajar asal Sulawesi Selatan yang menuntut ilmu di perantauan, telah membentuk organisasi pemuda / pelajar /mahasiswa dengan berbagai bentuk, nama, sifat dan tujuan operasional. Suatu hal yang menarik, di wilayah Propinsi Sulawesi Selatan sendiri IKAMI SUL SEL tidak di jumpai. Yang ada adalah organisasi pemuda / pelajar / mahasiswa yang memakai atribut  Kabupaten / Kotamadya, seperti  :  IPMIL (Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu), IMPS (Ikatan Mahasiswa Pelajar Soppeng), KEPMI (Kerukunan Pelajar Mahasiswa Indonesia) Bone, HIPERMAWA ( Himpanan Pelajar Mahasiswa Wajo ), HPMT (Himpunan Mahasiswa Pelajar Turatea ) Jeneponto, KKMB (Kerukunan Keluarga Mahasiswa Bulukumba), GEMPITA (Gerakan Mahasiswa Pelajar Tana Doang) Selayar, HIPERMAJU (Himpunan Mahasiswa Pelajar Mamuju), GAPPEMBAR (Gabungan Pemuda Pelajar Mahasiswa Barru), dan lain-lain.
Akan tetapi, diluar wilayah Propinsi Sulawesi Selatan, “aspirasi“ generasi pemuda pelajar dan mahasiswa di salurkan hanya pada “satu  bendera“ dengan atribut “Sulawesi Selatan “. Tidak ada lagi warna daerah ( Kabupaten / Kotamadya ), semuanya lebur dalam satu ikatan kekeluargaan, yang berdiri hampir di semua kota-kota besar di seluruh Indonesia, dimana saja generasi muda Sulawesi Selatan berada.
Mengingat bahwa Pulau Jawa merupakan “kiblat” bagi generasi muda intelektual dari seluruh penjuru tanah air untuk mengadu nasib  khususnya guna menuntut ilmu, tidak aneh kalau dari Pulau Jawa-lah lahirnya gagasan dan prakarsa mempersatukan organisasi-organisasi sejenis yang memakai atribut Sulawesi Selatan kedalam satu ikatan yang terorganisasi dengan sistem manajemen profesional.
Seperti terungkap pada awal tulisan ini, di luar wilayah propinsi Sulawesi Selatan kekompakan putera-puteri daerah yang datang dari berbagai latar belakang etnis ternyata dapat terjalin lebih erat. Apakah ia dari etnis Bugis, Makassar, Mandar, Tana Toraja, atau Sub etnis campuran seperti Selayar (sub- etnis Makassar), Palopo (sub-etnis Bugis) Polmas (sub-etnis Mandar-Toraja), Enrekang (sub-etnis Bugis-Toraja) kesemuanya menyatu dalam ikatan kekeluargaan Sulawesi Selatan. Hanya saja, di setiap daerah perantau, setiap “kelompok” Sulawesi Selatan berdiri sendiri-sendiri secara otonom, tidak ada kaitan organisator antara organisasi “Sulawesi Selatan” yang satu dengan organisasi “Sulawesi Selatan” yang lainnya.
Keadaan ini berlangsung sampai tahun 1961, yaitu ketika 8 Organisasi otonom pelajar / mahasiswa “ Sulawesi Selatan” menyatukan kebulatan tekad  membentuk sebuah wadah, yang pada awal kelahirannya masih berbentuk konfederasi, dimana setiap organisasi tetap membawa nama dan otonominya masing-masing.        
Gagasan konfederasi ini disponsori oleh IPMSS Jakarta, IPISS Yogyakarta dan PPSS Bandung, yang berhasil menyelenggarakan pertemuan yang di sebut Musyawarah Besar (MUBES) I bertempat di Ciloto Puncak Jawa Barat, tanggal 28-30 September 1961 yang dihadiri oleh 8 ( delapan ) organisasi pelajar / mahasiswa Sulawesi Selatan, yaitu  :
1. Ikatan Pelajar / Mahasiswa Sulawesi Selatan (IPISS) Yogyakarta
2. Ikatan Pelajar / Mahasiswa Sulawesi Selatan (IPMSS) Jakarta
3. Ikatan Pelajar / Mahasiswa Sulawesi (IPIS) Malang.
4. Ikatan Pelajar / Mahasiswa Sulawesi (IPIS) Bogor.
5. Kontak Pelajar / Mahasiswa Sulawesi (KPS) Semarang.
6. Kesatuan Pelajar / Mahasiwa Sulawesi Selatan (KPSS) Surakarta.
7. Keluarga Pelajar / Mahasiswa Sulawesi Selatan (KPMS) Surabaya.
8. Persatuan Pelajar / Mahasiswa Indonesia Sulawesi Selatan (PPSS) Bandung.
Dalam MUBES I ini disepakati untuk membentuk suatu Badan Musyawarah (konfederasi) dengan nama “ Badan Musyawarah Mahasiswa / Sulawesi Selatan Tenggara    se Jawa “. Sesuai sifatnya merupakan Sekretariat Bersama, maka pucuk pimpinan organisasi dipimpin oleh Sekretaris Jenderal, dimana MUBES I tersebut berhasil memilih  Tadjuddin Latief B.Sc.  Selaku Sekjen. Yang pertama. Sedangkan Tujuan Organisasi dirumuskan : untuk membina Mahasiswa / Pelajar Indonesia menjadi sarjana yang bertakwa dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Momentum MUBES I inilah yang kemudian di tetapkan sebagai hari lahir IKAMI SUL-SEL, yaitu tanggal 30 September 1961. Organisasi-organisasi mahasiswa / pelajar Indonesia Sulawesi Selatan yang tersebar di seluruh Pulau Jawa yang semula terpisah-pisah dan berjuang sendiri-sendiri, mulai saat itu telah menyatukan komitmen dalam satu landasan perjuangan dan cita-cita.
Sejalan dengan perkembangan jumlah anggota semakin terasa pula meningkatnya berbagai kebutuhan , teristimewa bagi mahasiswa / pelajar diperantauan yang menjadi anggota organisasi yang harus dikelola dan diayomi. Dengan adanya satu wadah urun rembug, sambung rasa dan sambung saran, penyelenggaraan MUBES berikutnya sudah mulai terarah pada kesatuan gerak dan langkah langkah pelaksanaan program program setiap cabang, yang di bawa untuk dikaji dan dicari solusinya. Penyelenggaraan MUBES II / Sidang MPOA I di Bandung tanggal 26 – 31 Agustus 1963, selain dihadiri oleh ke delapan organisasi  Badan Musyawarah di tambah dengan satu anggota baru, yaitu PERMAHIS (Persatuan Mahasiswa / Pelajar Indonesia Sulawesi) Salatiga. Dengan demikian pada MUBES  II tersebut tercatat 9 (Sembilan) organisasi anggota. Ketika itu PPSS Bandung selaku “tuan rumah” ikut menggaet mahasiswa dan pelajar asal Sulawesi Tenggara, dan tampil dengan nama baru : HIPASULSELRA (Himpunan Mahasiswa / Pelajar Sulawesi Selatan Tenggara).
Dalam MUBES II  itu, disepakati penggantian nama federasi menjadi IKOMI SULSELRA (Ikatan Kekeluargaan Organisasi Mahasiswa / Pelajar Sulawesi Selatan Tenggara). Struktur kepengurusan lebih disempurnakan dan mulai mengarah pada bentuk kesatuan namun masih belum meninggalkan sepenuhnya sistem konfederasi. Kepengurusan dikelola oleh sebuah Presidium yang bersifat pimpinan kolektif, dipimpin oleh Ketua Presidium (koordinatif), dan tetap didampingi oleh Sekretaris Jenderal yang sifatnya fungsional. Tegasnya, IKOMI SULSELRA yang terjemahannya-bebas dari akronimnya juga berarti Hanya Engkau, menyatakan penyatuan antara bentuk kesatuan dan bentuk federasi. Dalam MUBES  II ini terpilih Muhjin Hasanuddin sebagai Ketua Presidium dan  A. Rachman Tolleng  sebagai Sekretaris Jenderal.
Menjelang akhir Masa Bakti Pengurus hasil MUBES II, negara dan bangsa kita menghadapi ujian terberat bagi Ideologi Negara Pancasila dengan pecahnya pengkhianatan G30S/PKI. Tahun-tahun tersebut cikal bakal IKAMI SUL- SEL yang merupakan bagian dari organisasi kemasyarakatan pemuda, ikut memperkuat barisan Angkatan ’66 yang menuntut tegaknya keadilan dan kebenaran dibumi tercinta ini. Di saat itu, tampillah tokoh-tokoh mahasiswa / pelajar di barisan terdepan, turun ke arena demonstrasi untuk memperjuangkan TRITURA, yang menjadi tekad perjuangan seluruh angkatan muda tanpa melihat latar belakang masing-masing. Semua merasa terikat dalam satu gerak dan langkah perjuangan untuk menyelamatkan Pancasila dan Negara Proklamasi 1945. Sejarah mencatat, perjuangan “anak-anak” ini ikut menjadi faktor penentu Orde Baru.
Anggota-anggota IKOMI SULSELRA turut menggabungkan diri disemua bagian Kesatuan Aksi bersama-sama angkatan muda Indonesia lainnya sebagai pelopor dan pendobrak tirani dalam upaya menegakkan kebenaran dan keadilan. Namun demikian, detengah-tengah hiruk-pikuknya derap langkah perjuangan, IKOMI SULSELRA masih tetap sempat kembali ke kampus sejenak mengatur langkah agar ayunannya kedepan lebih terarah dan berkonsolidasi. Diadakanlah MUBES III / Sidang MPOA II di Malang pada tanggal 12 – 16 Juli 1966, dimana tokoh-tokoh nasional sempat memberikan amanat, termasuk Presiden Soeharto dan Ketua MPRS Jenderal DR. A.H. Nasution.
Dalam MUBES III dirasa perlu untuk merentangkan lebih luas jaringan organisasi dengan perubahan nama dari IKOMI SULSELRA menjadi IKAMI SULAWESI yang diikuti dengan penyempurnaan bentuk, sifat, maupun struktur organisasi. Dalam arena MUBES III bertambah pula anggota baru, dengan masuknya Ikatan Keluarga Sulawesi (IKS) Jember yang bermaksud melestarikan nama IKOMI sehingga merubah nama organisasi menjadi IKOMI Jember, menyusul perubahan IKOMI SULSELRA menjadi IKAMI SULAWESI. Dengan masuknya IKOMI Jember, maka genaplah 10 (Sepuluh) organisasi yang menggabungkan diri menjadi IKAMI SULAWESI.
Sosok persatuan semakin nampak, dimana pucuk pimpinan tidak lagi berbentuk Presidium, melainkan langsung dipimpin oleh Ketua Umum, yang waktu itu terpilih Drs. A. Mappi Sammeng,  didampingi oleh   M. Arief Wangsa sebagai Sekretaris Jenderal.
Dibawah kepemimpinan Drs. A. Mappi Sammeng dilakukan restrukturisasi organisasi dengan hanya “satu bendera” IKAMI SULAWESI yang dalam derap langkahnya sudah meninggalkan bentuk federasi dengan berbentuk kesatuan yang vertikal secara struktural organisatoris, dengan Pengurus Besar di tingkat Pusat, yang membawahi beberapa Pengurus Cabang. Maka ketika diselenggarakan MUBES IV di Ciawi Bogor tanggal 1 – 4 April 1970, yang hadir bukan lagi utusan organisasi otonom, melainkan 10 ( Sepuluh) Cabang IKAMI SULAWESI yang waktu itu baru terbatas pada yang ada di Pulau Jawa, yakni ;
1. IKAMI SULAWESI Cabang Jakarta;
2. IKAMI SULAWESI Cabang Bandung;
3. IKAMI SULAWESI Cabang Bogor;
4. IKAMI SULAWESI Cabang Yogyakarta;
5. IKAMI SULAWESI Cabang Semarang;
6. IKAMI SULAWESI Cabang Salatiga;
7. IKAMI SULAWESI Cabang Surakarta;
8. IKAMI SULAWESI Cabang Surabaya;
9. IKAMI SULAWESI Cabang Jember,
10.IKAMI SULAWESI Cabang Malang.
Forum MUBES IV memilih Drs. Ec. Ali Adam sebagai Ketua Umum dan  Basenang Saliwangi sebagai Sekretris Jenderal.
Melihat kecenderungan komposisi Cabang, Pengurus dan Anggota dan dengan semakin timbulnya kesadaran berorganisasi dikalangan generasi muda mahasiswa dan pelajar perantauan dari seluruh penjuru tanah air, serta dengan mempertimbangkan berbagai masukan dalam forum MUBES, maka pada MUBES V di Ciawi Bogor tanggal 28 – 31 Desember 1975 dan sidang lanjutan 27 Mei 1976 di Jakarta, forum memutuskan untuk lebih menfokuskan kegiatan pada lingkup yang lebih kecil, yang direfleksikan pada perubahan nama IKAMI SULAWESI menjadi IKAMI SUL-SEL. Dalam konsiderans keputusan perubahan tersebut di tekankan bahwa hal ini semata-mata didorong oleh keinginan luhur dan murni serta meyakini bahwa tujuan organisasi hanya dapat tercapai dengan usaha yang teratur dan penuh tanggung jawab. Untuk pertamakali dalam MUBES V ikut bergabung Cabang dari Luar Jawa, Yakni IKAMI SUL-SEL Cabang Palembang.
Forum MUBES V berhasil memilih Syarifuddin Masselangka sebagai Ketua Umum dan  Alwi Amien  sebagai Sekretaris Jenderal.
Pada MUBES VI yang dilaksanakan pada tanggal 7 – 11 Januari 1982 di Kaliurang Yogyakarta, beberapa pokok persoalan yang selama ini muncul sebagai tantangan organisasi menempatkan acara MUBES sebagai forum pencarian jawaban atas soal tersebut. Disamping itu upaya-upaya guna menserasikan derap langkah organisasi dengan realitas zaman tetap dilakukan. Hal ini dianggap urgen, sebab IKAMI SUL-SEL tidak mungkin hanya menjadi “penonton” terhadap gejala dan fenomena yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Pada penyelenggaraan MUBES VI tersebut, Jumlah Cabang IKAMI SUL-SEL berkembang menjadi 12 (Dua Belas), dengan masuknya IKAMI SUL-SEL Cabang Ciputat, yang berdasarkan pertimbangan praktis, massanya cukup besar untuk berdiri sendiri, berdampingan dengan IKAMI SUL-SEL Cabang Jakarta, yang ikut menjadi “pendiri” organisasi ini. Forum MUBES VI berhasil memilih  Azis Taba Pabeta  sebagai Ketua Umum dan  Muhammad Saleh A.F. sebagai Sekretaris Jenderal.
MUBES VII dilaksanakan tanggal 26 – 29 Juli 1984 di Jember Jawa Timur. Thema MUBES  : “Dengan MUBES VII IKAMI SUL-SEL Kita Wujudkan Kesatuan Dalam Kebhinnekaan”. Merupakan refleksi dari cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Wawasan Nusantara, betapa pun ada unsur kewilayahan dalam akronim organisasi ini. Hal itu lebih nampak dari booklet yang diterbitkan paska MUBES, yang di  di halaman halaman awal turut memberikan kata sambutan : Gubernur Kepala Daerah Tk. I Sulawesi Selatan  Prof. DR. H.A. Amiruddin  dan Walikota Jember R. HirdjanSoewarso, B.A.
MUBES VII mempercayakan jabatan Ketua Umum kepada  Andi Guntur Sose  dan sebagai Sekretris Jenderal : M. Anwar Andi Baso.
Setelah itu kegiatan organisai hampir “tenggelam”. MUBES yang seharusnya dilaksanakan setiap 3 (Tiga) tahun sekali, tidak terlaksana. Keaktifan Cabang-cabang tidak diimbangi oleh Pengurus Besar. Terjadilah stagnasi/kevakuman kegiatan organisasi tersebut menimbulkan keprihatinan beberapa Cabang mengusulkan penyelenggaraan MUBES luar biasa. Dengan disponsori oleh 4 (Empat) Cabang, yaitu IKAMI SUL-SEL Cabang Jakarta, IKAMI SUL-SEL Cabang Bogor, IKAMI SUL-SEL Cabang Ciputat dan IKAMI SUL-SEL Cabang Bandung, maka diselenggarakan MUBES VIII (Luar Biasa), di Cipayung Bogor Jawa Barat tanggal 23 – 26 Maret 1989. Inilah pertama kalinya dalam sejarah IKAMI SUL-SEL diadakan MUBES dengan status luar biasa. Ketika itu terdapat 21 (Dua Puluh Satu) Cabang IKAMI SUL-SEL yang mendaftarkan diri pada Panitia, tetapi pelaksanaan musyawarah hanya dihadiri 15 (Lima Belas) Cabang. Terpilih sebagai Ketua Umum  : M.Arief Pahlevi Pangerang dan Bustamin Bashir di percayakan memangku jabatan sebagai Sekretaris Jenderal.
“Care Taker”  Pengurus Besar IKAMI SUL-SEL hasil MUBES VIII berhasil menyelenggarakan MUBES IX Ujung Pandang tanggal 19 – 23 September 1992. MUBES ini juga menyertakan acara Sarasehan Nasional yang diselenggarakan sebelum acara MUBES. Hadir dalam Sarasehan tersebut Menteri Pemuda dan Olahraga Ir. Akbar Tanjung,  Menteri Transmigrasi  Soegiarto, didukung oleh seluruh petinggi di daerah termasuk Gubernur Kepala Derah Tingkat I Selawesi Selatan Prof. DR. H. A. Amiruddin. MUBES IX mengukuhkan M. Arief Pahlevi Pangerang sebagai Ketua Umum dan untuk jabatan Sekretaris Jenderal di percayakan kepada Muhammad Yunus.
MUBES X yang diselenggarakan di Samarinda Kalimantan Timur tanggal 19 – 20 November 1995 , didahului dengan Dialog Nasional pada tanggal 17 – 18 November 1995. Rangkaian kedua acara ini berangkat dengan thema : “Pemberdayaan Potensi Sumber Daya Manusia dan Potensi Sumber Daya Alam Kawasan Timur Indonesia (KTI) dalam Mensukseskan PJP II”. Kesuksesan pelaksanaan MUBES ini menghantarkan Wahidah Laomo sebagai Ketua Paniitia Pelaksana MUBES  sukses pula dinobatkan menjadi Ketua Umum IKAMI periode 1995-1998.
Kepemimpinan Wahidah laomo yang awalnya diragukan oleh sebahagian senior IKAMI dengan alasan status “wanita” justru memperkuat eksistensi IKAMI sebagai organisasi kepemudaan yang diperhitungkan dalam proses pembangunan daerah Sulawesi Selatan. Hubungan yang erat antara IKAMI, Pemda Sul-Sel dan tokoh-tokoh masyarakat Sul-Sel yang berdomisili di luar Sul-Sel terekspresi dalam kesuksesan setiap penyelenggaraan kegiatan IKAMI.
MUBES XI pada tanggal 21-24 April 1999 yang diselenggarakan di Jakarta dalam kondisi negara berada pada proses  transisi kepemimpinan nasional, menetapkan sdr. H.M. Suaib Didu sebagai Formateur/Ketua umum periode 1999-2001 dan  Idang Hadijah Farouk sebagai Sekretaris Jendral.
MUBES KE XII di rangkaikan SEMINAR NASIONAL yang diselenggarakan di Bogor, pada tanggal 10-13 Mei 2002 dibuka oleh Bpk. Gubernur Sulawesi Selatan H.Z.B Palaguna. Selanjutnya Seminar Nasional dengan pemakalah Bpk. Prof. Dr. H. Ryaas Rasyid, DR. Ir. M. Said Didu , H.M. Aksa Mahmud, Prof. Drs. H. Anwar Arifin dan wakil dari IPB Bogor. MUBES Ke- XII ini mengukuhkan Abdillah Natsir sebagai Ketua Umum.
Jalan yang dirambah dan di dahului dengan para pen-dahulu kita sudah cukup panjang terentang. Dan jalan yang terbentang di hadapan kita, lebih panjang, rumit dan kompleks, dimana situasi dan kondisi bangsa dan negara kita diperhadapkandengan arus globalisasi dan informasi yang teramat deras. Akan mampukah IKAMI SUL-SEL ikut berperan dalam irama pembangunan yang demikian pesatnya ? Apakah “layar terkembang” pada logo IKAMI SUL-SEL yang telah susah payah diletakkan oleh para pendahulu kita dapat kita lanjutkan melayarkannya menuju pantai harapan dan cita-cita?
nah itu lah artikel yang saya possting semoga bisa bermanfaat ... bagi temen-temen