hay sob ini ada sedikit artikel yang saya posting tetang sejarah ikami sulsel dari masa kemasa.......
mungkin temen-temen masih ada yang kurang tau tetang terbentuknya organisasi IKAMI SUL-SEL,,, nah biar temen-temen pada tau semua, baca aja / di copy di blog
ailinkboiys.blogspot.com mungkin bisa bermanfaat ........
===========================================
Sebelum
terbentuknya
IKAMI SUL SEL, para Mahasiswa dan Pelajar asal Sulawesi
Selatan yang menuntut ilmu di perantauan, telah membentuk organisasi
pemuda / pelajar /mahasiswa dengan berbagai bentuk, nama, sifat dan
tujuan operasional. Suatu hal yang menarik, di wilayah Propinsi
Sulawesi Selatan sendiri IKAMI SUL SEL tidak di jumpai. Yang ada adalah
organisasi pemuda / pelajar / mahasiswa yang memakai atribut
Kabupaten / Kotamadya, seperti : IPMIL (Ikatan Pelajar Mahasiswa
Indonesia Luwu), IMPS (Ikatan Mahasiswa Pelajar Soppeng), KEPMI
(Kerukunan Pelajar Mahasiswa Indonesia) Bone, HIPERMAWA ( Himpanan
Pelajar Mahasiswa Wajo ), HPMT (Himpunan Mahasiswa Pelajar Turatea )
Jeneponto, KKMB (Kerukunan Keluarga Mahasiswa Bulukumba), GEMPITA
(Gerakan Mahasiswa Pelajar Tana Doang) Selayar, HIPERMAJU (Himpunan
Mahasiswa Pelajar Mamuju), GAPPEMBAR (Gabungan Pemuda Pelajar Mahasiswa
Barru), dan lain-lain.
Akan tetapi, diluar wilayah Propinsi
Sulawesi Selatan, “aspirasi“ generasi pemuda pelajar dan mahasiswa di
salurkan hanya pada “satu bendera“ dengan atribut “Sulawesi Selatan “.
Tidak ada lagi warna daerah ( Kabupaten / Kotamadya ), semuanya lebur
dalam satu ikatan kekeluargaan, yang berdiri hampir di semua kota-kota
besar di seluruh Indonesia, dimana saja generasi muda Sulawesi Selatan
berada.
Mengingat bahwa Pulau Jawa merupakan “kiblat” bagi
generasi muda intelektual dari seluruh penjuru tanah air untuk mengadu
nasib khususnya guna menuntut ilmu, tidak aneh kalau dari Pulau
Jawa-lah lahirnya gagasan dan prakarsa mempersatukan
organisasi-organisasi sejenis yang memakai atribut Sulawesi Selatan
kedalam satu ikatan yang terorganisasi dengan sistem manajemen
profesional.
Seperti terungkap pada awal tulisan ini, di luar
wilayah propinsi Sulawesi Selatan kekompakan putera-puteri daerah yang
datang dari berbagai latar belakang etnis ternyata dapat terjalin lebih
erat. Apakah ia dari etnis Bugis, Makassar, Mandar, Tana Toraja, atau
Sub etnis campuran seperti Selayar (sub- etnis Makassar), Palopo
(sub-etnis Bugis) Polmas (sub-etnis Mandar-Toraja), Enrekang (sub-etnis
Bugis-Toraja) kesemuanya menyatu dalam ikatan kekeluargaan Sulawesi
Selatan. Hanya saja, di setiap daerah perantau, setiap “kelompok”
Sulawesi Selatan berdiri sendiri-sendiri secara otonom, tidak ada
kaitan organisator antara organisasi “Sulawesi Selatan” yang satu
dengan organisasi “Sulawesi Selatan” yang lainnya.
Keadaan ini
berlangsung sampai tahun 1961, yaitu ketika 8 Organisasi otonom pelajar
/ mahasiswa “ Sulawesi Selatan” menyatukan kebulatan tekad membentuk
sebuah wadah, yang pada awal kelahirannya masih berbentuk konfederasi,
dimana setiap organisasi tetap membawa nama dan otonominya
masing-masing.
Gagasan konfederasi ini disponsori oleh
IPMSS Jakarta, IPISS Yogyakarta dan PPSS Bandung, yang berhasil
menyelenggarakan pertemuan yang di sebut Musyawarah Besar (MUBES) I
bertempat di Ciloto Puncak Jawa Barat, tanggal 28-30 September 1961
yang dihadiri oleh 8 ( delapan ) organisasi pelajar / mahasiswa
Sulawesi Selatan, yaitu :
1. Ikatan Pelajar / Mahasiswa Sulawesi Selatan (IPISS) Yogyakarta
2. Ikatan Pelajar / Mahasiswa Sulawesi Selatan (IPMSS) Jakarta
3. Ikatan Pelajar / Mahasiswa Sulawesi (IPIS) Malang.
4. Ikatan Pelajar / Mahasiswa Sulawesi (IPIS) Bogor.
5. Kontak Pelajar / Mahasiswa Sulawesi (KPS) Semarang.
6. Kesatuan Pelajar / Mahasiwa Sulawesi Selatan (KPSS) Surakarta.
7. Keluarga Pelajar / Mahasiswa Sulawesi Selatan (KPMS) Surabaya.
8. Persatuan Pelajar / Mahasiswa Indonesia Sulawesi Selatan (PPSS) Bandung.
Dalam
MUBES I ini disepakati untuk membentuk suatu Badan Musyawarah
(konfederasi) dengan nama “ Badan Musyawarah Mahasiswa / Sulawesi
Selatan Tenggara se Jawa “. Sesuai sifatnya merupakan Sekretariat
Bersama, maka pucuk pimpinan organisasi dipimpin oleh Sekretaris
Jenderal, dimana MUBES I tersebut berhasil memilih Tadjuddin Latief
B.Sc. Selaku Sekjen. Yang pertama. Sedangkan Tujuan Organisasi
dirumuskan : untuk membina Mahasiswa / Pelajar Indonesia menjadi sarjana
yang bertakwa dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Momentum MUBES I inilah yang
kemudian di tetapkan sebagai hari lahir IKAMI SUL-SEL, yaitu tanggal 30
September 1961. Organisasi-organisasi mahasiswa / pelajar Indonesia
Sulawesi Selatan yang tersebar di seluruh Pulau Jawa yang semula
terpisah-pisah dan berjuang sendiri-sendiri, mulai saat itu telah
menyatukan komitmen dalam satu landasan perjuangan dan cita-cita.
Sejalan
dengan perkembangan jumlah anggota semakin terasa pula meningkatnya
berbagai kebutuhan , teristimewa bagi mahasiswa / pelajar diperantauan
yang menjadi anggota organisasi yang harus dikelola dan diayomi. Dengan
adanya satu wadah urun rembug, sambung rasa dan sambung saran,
penyelenggaraan MUBES berikutnya sudah mulai terarah pada kesatuan
gerak dan langkah langkah pelaksanaan program program setiap cabang,
yang di bawa untuk dikaji dan dicari solusinya. Penyelenggaraan MUBES
II / Sidang MPOA I di Bandung tanggal 26 – 31 Agustus 1963, selain
dihadiri oleh ke delapan organisasi Badan Musyawarah di tambah dengan
satu anggota baru, yaitu PERMAHIS (Persatuan Mahasiswa / Pelajar
Indonesia Sulawesi) Salatiga. Dengan demikian pada MUBES II tersebut
tercatat 9 (Sembilan) organisasi anggota. Ketika itu PPSS Bandung selaku
“tuan rumah” ikut menggaet mahasiswa dan pelajar asal Sulawesi
Tenggara, dan tampil dengan nama baru : HIPASULSELRA (Himpunan Mahasiswa
/ Pelajar Sulawesi Selatan Tenggara).
Dalam MUBES II itu,
disepakati penggantian nama federasi menjadi IKOMI SULSELRA (Ikatan
Kekeluargaan Organisasi Mahasiswa / Pelajar Sulawesi Selatan Tenggara).
Struktur kepengurusan lebih disempurnakan dan mulai mengarah pada
bentuk kesatuan namun masih belum meninggalkan sepenuhnya sistem
konfederasi. Kepengurusan dikelola oleh sebuah Presidium yang bersifat
pimpinan kolektif, dipimpin oleh Ketua Presidium (koordinatif), dan
tetap didampingi oleh Sekretaris Jenderal yang sifatnya fungsional.
Tegasnya, IKOMI SULSELRA yang terjemahannya-bebas dari akronimnya juga
berarti Hanya Engkau, menyatakan penyatuan antara bentuk kesatuan dan
bentuk federasi. Dalam MUBES II ini terpilih Muhjin Hasanuddin sebagai
Ketua Presidium dan A. Rachman Tolleng sebagai Sekretaris Jenderal.
Menjelang
akhir Masa Bakti Pengurus hasil MUBES II, negara dan bangsa kita
menghadapi ujian terberat bagi Ideologi Negara Pancasila dengan
pecahnya pengkhianatan G30S/PKI. Tahun-tahun tersebut cikal bakal IKAMI
SUL- SEL yang merupakan bagian dari organisasi kemasyarakatan pemuda,
ikut memperkuat barisan Angkatan ’66 yang menuntut tegaknya keadilan dan
kebenaran dibumi tercinta ini. Di saat itu, tampillah tokoh-tokoh
mahasiswa / pelajar di barisan terdepan, turun ke arena demonstrasi
untuk memperjuangkan TRITURA, yang menjadi tekad perjuangan seluruh
angkatan muda tanpa melihat latar belakang masing-masing. Semua merasa
terikat dalam satu gerak dan langkah perjuangan untuk menyelamatkan
Pancasila dan Negara Proklamasi 1945. Sejarah mencatat, perjuangan
“anak-anak” ini ikut menjadi faktor penentu Orde Baru.
Anggota-anggota
IKOMI SULSELRA turut menggabungkan diri disemua bagian Kesatuan Aksi
bersama-sama angkatan muda Indonesia lainnya sebagai pelopor dan
pendobrak tirani dalam upaya menegakkan kebenaran dan keadilan. Namun
demikian, detengah-tengah hiruk-pikuknya derap langkah perjuangan,
IKOMI SULSELRA masih tetap sempat kembali ke kampus sejenak mengatur
langkah agar ayunannya kedepan lebih terarah dan berkonsolidasi.
Diadakanlah MUBES III / Sidang MPOA II di Malang pada tanggal 12 – 16
Juli 1966, dimana tokoh-tokoh nasional sempat memberikan amanat,
termasuk Presiden Soeharto dan Ketua MPRS Jenderal DR. A.H. Nasution.
Dalam
MUBES III dirasa perlu untuk merentangkan lebih luas jaringan
organisasi dengan perubahan nama dari IKOMI SULSELRA menjadi IKAMI
SULAWESI yang diikuti dengan penyempurnaan bentuk, sifat, maupun
struktur organisasi. Dalam arena MUBES III bertambah pula anggota baru,
dengan masuknya Ikatan Keluarga Sulawesi (IKS) Jember yang bermaksud
melestarikan nama IKOMI sehingga merubah nama organisasi menjadi IKOMI
Jember, menyusul perubahan IKOMI SULSELRA menjadi IKAMI SULAWESI. Dengan
masuknya IKOMI Jember, maka genaplah 10 (Sepuluh) organisasi yang
menggabungkan diri menjadi IKAMI SULAWESI.
Sosok persatuan semakin
nampak, dimana pucuk pimpinan tidak lagi berbentuk Presidium,
melainkan langsung dipimpin oleh Ketua Umum, yang waktu itu terpilih
Drs. A. Mappi Sammeng, didampingi oleh M. Arief Wangsa sebagai
Sekretaris Jenderal.
Dibawah kepemimpinan Drs. A. Mappi Sammeng
dilakukan restrukturisasi organisasi dengan hanya “satu bendera” IKAMI
SULAWESI yang dalam derap langkahnya sudah meninggalkan bentuk federasi
dengan berbentuk kesatuan yang vertikal secara struktural
organisatoris, dengan Pengurus Besar di tingkat Pusat, yang membawahi
beberapa Pengurus Cabang. Maka ketika diselenggarakan MUBES IV di Ciawi
Bogor tanggal 1 – 4 April 1970, yang hadir bukan lagi utusan
organisasi otonom, melainkan 10 ( Sepuluh) Cabang IKAMI SULAWESI yang
waktu itu baru terbatas pada yang ada di Pulau Jawa, yakni ;
1. IKAMI SULAWESI Cabang Jakarta;
2. IKAMI SULAWESI Cabang Bandung;
3. IKAMI SULAWESI Cabang Bogor;
4. IKAMI SULAWESI Cabang Yogyakarta;
5. IKAMI SULAWESI Cabang Semarang;
6. IKAMI SULAWESI Cabang Salatiga;
7. IKAMI SULAWESI Cabang Surakarta;
8. IKAMI SULAWESI Cabang Surabaya;
9. IKAMI SULAWESI Cabang Jember,
10.IKAMI SULAWESI Cabang Malang.
Forum MUBES IV memilih Drs. Ec. Ali Adam sebagai Ketua Umum dan Basenang Saliwangi sebagai Sekretris Jenderal.
Melihat
kecenderungan komposisi Cabang, Pengurus dan Anggota dan dengan
semakin timbulnya kesadaran berorganisasi dikalangan generasi muda
mahasiswa dan pelajar perantauan dari seluruh penjuru tanah air, serta
dengan mempertimbangkan berbagai masukan dalam forum MUBES, maka pada
MUBES V di Ciawi Bogor tanggal 28 – 31 Desember 1975 dan sidang
lanjutan 27 Mei 1976 di Jakarta, forum memutuskan untuk lebih
menfokuskan kegiatan pada lingkup yang lebih kecil, yang direfleksikan
pada perubahan nama IKAMI SULAWESI menjadi IKAMI SUL-SEL. Dalam
konsiderans keputusan perubahan tersebut di tekankan bahwa hal ini
semata-mata didorong oleh keinginan luhur dan murni serta meyakini bahwa
tujuan organisasi hanya dapat tercapai dengan usaha yang teratur dan
penuh tanggung jawab. Untuk pertamakali dalam MUBES V ikut bergabung
Cabang dari Luar Jawa, Yakni IKAMI SUL-SEL Cabang Palembang.
Forum MUBES V berhasil memilih Syarifuddin Masselangka sebagai Ketua Umum dan Alwi Amien sebagai Sekretaris Jenderal.
Pada
MUBES VI yang dilaksanakan pada tanggal 7 – 11 Januari 1982 di
Kaliurang Yogyakarta, beberapa pokok persoalan yang selama ini muncul
sebagai tantangan organisasi menempatkan acara MUBES sebagai forum
pencarian jawaban atas soal tersebut. Disamping itu upaya-upaya guna
menserasikan derap langkah organisasi dengan realitas zaman tetap
dilakukan. Hal ini dianggap urgen, sebab IKAMI SUL-SEL tidak mungkin
hanya menjadi “penonton” terhadap gejala dan fenomena yang berkembang di
tengah-tengah masyarakat.
Pada penyelenggaraan MUBES VI
tersebut, Jumlah Cabang IKAMI SUL-SEL berkembang menjadi 12 (Dua
Belas), dengan masuknya IKAMI SUL-SEL Cabang Ciputat, yang berdasarkan
pertimbangan praktis, massanya cukup besar untuk berdiri sendiri,
berdampingan dengan IKAMI SUL-SEL Cabang Jakarta, yang ikut menjadi
“pendiri” organisasi ini. Forum MUBES VI berhasil memilih Azis Taba
Pabeta sebagai Ketua Umum dan Muhammad Saleh A.F. sebagai Sekretaris
Jenderal.
MUBES VII dilaksanakan tanggal 26 – 29 Juli 1984 di
Jember Jawa Timur. Thema MUBES : “Dengan MUBES VII IKAMI SUL-SEL Kita
Wujudkan Kesatuan Dalam Kebhinnekaan”. Merupakan refleksi dari
cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Wawasan Nusantara,
betapa pun ada unsur kewilayahan dalam akronim organisasi ini. Hal itu
lebih nampak dari booklet yang diterbitkan paska MUBES, yang di di
halaman halaman awal turut memberikan kata sambutan : Gubernur Kepala
Daerah Tk. I Sulawesi Selatan Prof. DR. H.A. Amiruddin dan Walikota
Jember R. HirdjanSoewarso, B.A.
MUBES VII mempercayakan jabatan Ketua Umum kepada Andi Guntur Sose dan sebagai Sekretris Jenderal : M. Anwar Andi Baso.
Setelah
itu kegiatan organisai hampir “tenggelam”. MUBES yang seharusnya
dilaksanakan setiap 3 (Tiga) tahun sekali, tidak terlaksana. Keaktifan
Cabang-cabang tidak diimbangi oleh Pengurus Besar. Terjadilah
stagnasi/kevakuman kegiatan organisasi tersebut menimbulkan keprihatinan
beberapa Cabang mengusulkan penyelenggaraan MUBES luar biasa. Dengan
disponsori oleh 4 (Empat) Cabang, yaitu IKAMI SUL-SEL Cabang Jakarta,
IKAMI SUL-SEL Cabang Bogor, IKAMI SUL-SEL Cabang Ciputat dan IKAMI
SUL-SEL Cabang Bandung, maka diselenggarakan MUBES VIII (Luar Biasa), di
Cipayung Bogor Jawa Barat tanggal 23 – 26 Maret 1989. Inilah pertama
kalinya dalam sejarah IKAMI SUL-SEL diadakan MUBES dengan status luar
biasa. Ketika itu terdapat 21 (Dua Puluh Satu) Cabang IKAMI SUL-SEL yang
mendaftarkan diri pada Panitia, tetapi pelaksanaan musyawarah hanya
dihadiri 15 (Lima Belas) Cabang. Terpilih sebagai Ketua Umum : M.Arief
Pahlevi Pangerang dan Bustamin Bashir di percayakan memangku jabatan
sebagai Sekretaris Jenderal.
“Care Taker” Pengurus Besar IKAMI
SUL-SEL hasil MUBES VIII berhasil menyelenggarakan MUBES IX Ujung
Pandang tanggal 19 – 23 September 1992. MUBES ini juga menyertakan
acara Sarasehan Nasional yang diselenggarakan sebelum acara MUBES.
Hadir dalam Sarasehan tersebut Menteri Pemuda dan Olahraga Ir. Akbar
Tanjung, Menteri Transmigrasi Soegiarto, didukung oleh seluruh
petinggi di daerah termasuk Gubernur Kepala Derah Tingkat I Selawesi
Selatan Prof. DR. H. A. Amiruddin. MUBES IX mengukuhkan M. Arief
Pahlevi Pangerang sebagai Ketua Umum dan untuk jabatan Sekretaris
Jenderal di percayakan kepada Muhammad Yunus.
MUBES X yang
diselenggarakan di Samarinda Kalimantan Timur tanggal 19 – 20 November
1995 , didahului dengan Dialog Nasional pada tanggal 17 – 18 November
1995. Rangkaian kedua acara ini berangkat dengan thema : “Pemberdayaan
Potensi Sumber Daya Manusia dan Potensi Sumber Daya Alam Kawasan Timur
Indonesia (KTI) dalam Mensukseskan PJP II”. Kesuksesan pelaksanaan
MUBES ini menghantarkan Wahidah Laomo sebagai Ketua Paniitia Pelaksana
MUBES sukses pula dinobatkan menjadi Ketua Umum IKAMI periode
1995-1998.
Kepemimpinan Wahidah laomo yang awalnya diragukan oleh
sebahagian senior IKAMI dengan alasan status “wanita” justru memperkuat
eksistensi IKAMI sebagai organisasi kepemudaan yang diperhitungkan
dalam proses pembangunan daerah Sulawesi Selatan. Hubungan yang erat
antara IKAMI, Pemda Sul-Sel dan tokoh-tokoh masyarakat Sul-Sel yang
berdomisili di luar Sul-Sel terekspresi dalam kesuksesan setiap
penyelenggaraan kegiatan IKAMI.
MUBES XI pada tanggal 21-24 April
1999 yang diselenggarakan di Jakarta dalam kondisi negara berada pada
proses transisi kepemimpinan nasional, menetapkan sdr. H.M. Suaib Didu
sebagai Formateur/Ketua umum periode 1999-2001 dan Idang Hadijah
Farouk sebagai Sekretaris Jendral.
MUBES KE XII di rangkaikan
SEMINAR NASIONAL yang diselenggarakan di Bogor, pada tanggal 10-13 Mei
2002 dibuka oleh Bpk. Gubernur Sulawesi Selatan H.Z.B Palaguna.
Selanjutnya Seminar Nasional dengan pemakalah Bpk. Prof. Dr. H. Ryaas
Rasyid, DR. Ir. M. Said Didu , H.M. Aksa Mahmud, Prof. Drs. H. Anwar
Arifin dan wakil dari IPB Bogor. MUBES Ke- XII ini mengukuhkan Abdillah
Natsir sebagai Ketua Umum.
Jalan yang dirambah dan di dahului
dengan para pen-dahulu kita sudah cukup panjang terentang. Dan jalan
yang terbentang di hadapan kita, lebih panjang, rumit dan kompleks,
dimana situasi dan kondisi bangsa dan negara kita diperhadapkandengan
arus globalisasi dan informasi yang teramat deras. Akan mampukah IKAMI
SUL-SEL ikut berperan dalam irama pembangunan yang demikian pesatnya ?
Apakah “layar terkembang” pada logo IKAMI SUL-SEL yang telah susah
payah diletakkan oleh para pendahulu kita dapat kita lanjutkan
melayarkannya menuju pantai harapan dan cita-cita?
nah itu lah artikel yang saya possting semoga bisa bermanfaat ... bagi temen-temen